SMA Bruderan Purwokerto Gelar P5, Menggali Warisan Budaya dan Menumbuhkan Jiwa Pancasila Lewat Kearifan Lokal

SMA BRUDERAN PURWOKERTO - Purwokerto, 16 Mei 2025, Semangat pelestarian budaya lokal bergema kuat di lingkungan SMA Bruderan Purwokerto melalui kegiatan Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) kelas X yang mengangkat tema “Kearifan Lokal.” Kegiatan ini merupakan puncak dari rangkaian proses pembelajaran selama enam hari yang melibatkan perencanaan, praktik, hingga pertunjukan dan pameran langsung oleh para siswa. 

P5 kali ini dipilih secara langsung oleh siswa kelas X, dengan tema kearifan lokal sebagai pilihan utama di antara beberapa tema yang disediakan. “Kami ingin mengenalkan kembali budaya dan tradisi yang mulai jarang diketahui oleh generasi muda,” ungkap Bu Maria Eni, selaku Ketua Panitia. Tema ini dinilai mampu menggugah kesadaran siswa untuk lebih mengenal jati diri bangsa serta memperkuat karakter pelajar sesuai nilai-nilai Pancasila. 

 
Kegiatan yang digelar pada Jumat, 16 Mei 2025 mulai pukul 08.30 WIB ini menampilkan berbagai karya dan pertunjukan yang mencerminkan kekayaan budaya Nusantara, antara lain:
 

• Ebeg, sebagai salah satu seni tari tradisional khas Banyumas
• Wayang dari kertas buatan siswa
• Miniatur rumah adat Jawa yang dibuat dari stik es krim
• Permainan tradisional seperti congklak dan dakon
• Makanan tradisional daerah berupa mendoan
• Penampilan musik kentongan 
• Batik hasil karya siswa

Salah satu siswi, Ardya dari kelas X C, bahkan berhasil menyelesaikan proses pembuatan batik dalam sehari bersama teman-temannya. Meski belum 100% jadi, namun batik buatan Ardya dan teman-temannya berhasil dipamerkan di gelar karya.

Ada banyak antusiasme yang terlihat dari anak-anak kelas X SMA Bruderan Purwokerto, “Saya sangat senang dengan Gelar Karya ini, karena bisa mengenal kesenian dan budaya lokal Banyumas lebih dekat. Saya baru tahu tentang Ebeg, dan belum pernah menontonnya sebelumnya.” ungkap Valencia dari kelas X C.
 

Persiapan Intensif dan Kolaboratif

 
Persiapan kegiatan ini dilakukan secara intensif selama enam hari oleh para siswa dan dukungan guru. Pembagian tugas dalam kepanitiaan dilakukan merata antar kelas dan kelompok, dengan setiap kelompok fokus pada satu karya atau pertunjukan. Tantangan utama dalam persiapan adalah manajemen waktu yang terbatas dan koordinasi antar kelompok, namun semua berhasil dilalui dengan semangat gotong royong.
 
Bu Maria Eni yang juga wali kelas X B mengungkapkan bahwa kegiatan ini menjadi rangkaian yang menyatu dengan proses belajar yang sudah dimulai sebelumnya.
 

“Anak-anak semakin mengenal budaya yang ada di Banyumas karena sebelumnya mereka juga sudah melakukan outing class ke Kota Lama Banyumas dan mengeksplorasi berbagai bentuk kearifan lokal yang menjadi tema besar Gelar Karya ketiga dari kelas X tahun ini,” jelasnya.

Eksplorasi tersebut menjadi inspirasi langsung bagi siswa dalam menciptakan karya dan memahami konteks budaya lokal secara nyata, tidak hanya lewat buku teks atau internet.
 

Memperkuat Jiwa Pancasila dan Identitas Budaya

 
P5 bertema kearifan lokal ini tidak sekadar menjadi ajang unjuk karya, tetapi juga menjadi media reflektif untuk menanamkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila seperti gotong royong, kebhinekaan global, dan cinta tanah air. Para siswa dituntut untuk berpikir kritis, kreatif, dan mandiri dalam menyusun dan mewujudkan karya mereka.
 
“Harapan kami, anak-anak bisa menjadi lebih tahu dan mencintai budaya lokal yang ada di tengah masyarakat. Karena merekalah generasi penerus yang kelak akan menjaga dan melestarikannya,” ujar Pak Radin yang bertindak sebagai MC acara. 
 

Sebagai refleksi, para guru dan siswa melihat kegiatan ini sebagai pengalaman belajar yang sangat berharga. Tidak hanya dalam memahami budaya, tetapi juga dalam belajar mengelola waktu, bekerja dalam tim, dan menghargai proses. Rencana ke depan, SMA Bruderan akan terus mengembangkan kegiatan serupa dengan tema berbeda untuk memperluas cakupan pendidikan karakter melalui budaya.